Kagum atau Cinta? Yang Benar Saja

Pernahkah dari kalian yang dalam waktu dekat dapat mengagumi seseorang dengan sangat?
Kalau pertanyaan itu saya kembalikan ke diri saya sendiri maka jawabannya, iya pernah. Bahkan sampai detik dimana saya menulis rangkaian kalimat ini saya masih merasa kagum dengan orang tersebut.

Memang, orang yang saya kagumi berbeda jenis kelamin. Kebanyakan orang akan berpikiran, oh mungkin karena dia cakep kali ya? Tapi saya yakin tidak sama sekali. Seorang tersebut hanya sosok berparas biasa, kulit sawo matang khas Indonesia, alis yang tidak terlalu tebal tapi cukup hitam, dan mata yang menyipit saat dia tersenyum. Jika dibandingkan dengan orang lain, kemungkinan menurut beberapa perempuan tingkat ketampanannya hanya sebatas level 'biasa saja'.

Saya pertama kali melihatnya juga tidak terlalu tertarik dengan paras rupanya. Pertama kali saya justu sangat kagum saat kedua bibirnya mengucap maaf pada sesuatu yang sudah ia usahakan tetapi gagal. Kedua kali, di lain hari saya kagum melihat bagaimana dia bertanggung jawab atas semua beban yang ia miliki. Usaha dan kerja keras nya yang membuat saya termotivasi untuk melakukan hal yang sama terhadap hidup saya yang terkesan tidak spesial.

Kemudian perasaan kagum tersebut bertambah setelah melihat pribadi nya walau saya hanya melihat dari bagaimana cara seorang tersebut bermain dan berbagi pikirannya di media sosial. Apa yang di posting, apa yang dia bagikan, dan kalimat apa yang dia pilih. Saya bisa merasakan pribadi nya yang hangat, mencintai keluarganya, dan sederhana. Meski mungkin prestasi dan hal-hal hebat telah terjadi di sepanjang umurnya saat ini.

Bukankah saya bisa dikategorikan 'cukup gila' ? Saya tidak kenal secara langsung dengan sosok tersebut, tapi saya ikut merasa grogi saat sosok itu sedang berusaha dan bekerja keras dalam menggapai tujuannya. Saya ikut bahagia saat ia merasa puas dengan usahanya. Dan terakhir, yang saya rasakan saat ini, saya merasa sedikit kecewa saat tau sosok itu telah memiliki seorang kekasih. Aneh? Saya juga merasa sangat, sangat, sangat aneh. Hingga tidak bisa mendefinisikan apa yang sedang saya rasakan terhadap seseorang itu.

Kalau ini memang sebuah kekaguman, harusnya saya tidak perlu merasa kecewa saat dia sudah berbahagia karena memiliki kekasih. Atau harusnya saya hanya perlu fokus kepribadian dan kerja kerasnya yang mampu memotivasi saya. Tapi sayangnya setengah dari perasaan aneh ini mengatakan bahwa saya kecewa.

Kemungkinan terburuk dari perasaan aneh ini adalah saya jatuh cinta. Ah, semacam bullshit juga sih. Karena bagaimana bisa saya jatuh cinta dengan orang yang tak pernah bertemu dengan saya dan bahkan saya tidak pernah bertemu dengannya secara langsung. Kalau pun, kalau pun memang saya jatuh cinta seharusnya setelah saya merasa kecewa maka saya akan bergerak putar balik, karena saya pantang jatuh cinta dengan orang yg memiliki kekasih, membuat saya kecewa, dll.

Jadi apa dong perasaan aneh saya ini? Saya tidak benar-benar butuh istilah untuk menyebutnya, tapi saya butuh definisi dengan begitu saya bisa satu persatu menata kembali perasaan saya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel Evermore by Cecillia Wang

Ada Apa dengan Episode 14 Drama The K2 ?