Keresahan di Umur 20-an


Ada saat dimana kita menerima begitu saja apa yang telah diberikan kepada kita. Tanpa kita sadari bahwa selalu ada makna atas pemberian itu. Seperti banyaknya hal yang terjadi dalam hidup ini. Perjalanan-perjalanan yang tidak memiliki tempat pemberhentian. Dan segala kisah mulai dari bahagia hingga pilu yang entah bagaimana hal itu bisa terjadi begitu saja.

Semakin kesini saya pribadi mulai bertanya-tanya, sebenarnya apa tujuan dari hidup dan melewati semua masa-masa mulai dari kecil hingga tua? Tapi, bukankah Tuhan menciptakan kita dengan tujuan? Dan bukan hanya untuk meramaikan dunia?


Apakah kekhawatiran mengenai tujuan dan arah hidup rentan terjadi pada seseorang yang baru saja melewati umur 20 an? Atau
terjadi pada seseorang yang telah menyelesaikan pendidikannya dan baru saja masuk dunia pekerjaan? Karena untuk dua pertanyaan diatas itu terjadi pada saya dan teman saya. Saya baru saja menyelesaikan kuliah dan baru beberapa bulan mengecap dunia pekerjaan, begitu pula teman saya. Dan yang pasti umur kami masih baru saja lewat dari 20 tahun, mungkin plus 1 atau 2 tahun.


Benar ada nya kata seorang ilmuwan, saya lupa siapa, intinya kalau hidup harus memiliki tujuan agar dapat tetap berpikir waras. Kekhawatiran itu mampu membuat saya berbulan-bulan seperti orang yang hampir tidak waras. Padahal saya beberapa bulan yang lalu tetap menjalani kegiatan seperti biasanya, bangun pagi, beribadah, bekerja, dan makan. Lalu rutinitas itu justru membuat saya berpikir, hidup apa yang sedang saya jalani? Dan pertanyaan itulah yang membuat saya merasa hampir kehilangan rasa waras karena saya tak juga menemukan jawabannya.

Mungkin agak menyeramkan kalau dipikir-pikir kembali bahwa kita akan kehilangan kewarasan. Tapi saya juga tidak bisa mengelak bahwa teori memiliki tujuan hidup itu penting adalah benar. Saya kemudian mencari-cari alasan dibalik semua kehidupan ini. Tidak ada. Nihil. Saya tidak mendapatkan apa-apa atas apa yang saya cari. Tapi kenapa orang lain mampu  bertahan sedangkan saya tidak? Kenapa orang lain masih saja bekerja dan mau menjadi budak korporasi? Kenapa orang lain mengikuti alur dan masa yang sama, seperti setelah menyelesaikan pendidikan, bekerja, kemudian menikah? Dan apakah mereka pernah mengeluhkan hal yang sama seperti saya?

Kabar baiknya, I'm almost fine. Karena dengan membaca beberapa kicauan di Twitter yang ditulis oleh salah satu penulis favorit saya. Beliau berkata bahwa 'Acceptance' itu perlu. Menerima diri sendiri apa adanya. Memang benar kita tidak mendapatkan tujuan hidup, karena kita lah yang seharusnya membuat tujuan hidup itu sendiri. Tentunya dengan melihat diri kita sendiri, menerima kekurangan dan kelebihannya, mengetahui bahwa kita dapat bermanfaat bagi orang lain.

Agaknya memang sulit, karena sekarang ini banyak sekali orang-orang berumur 20-an yang sudah melejit karirnya, kehidupannya mapan, dan tujuan-tujuannya. Apalagi kalau banyak di lingkungan kita yang justru membanding-bandingkan kita dengan mereka yang sudah sukses di umur muda nya. Pasti banyak sekali halangan yang harus dihadapi untuk kita para pejuang umur 20-an (hehehehe). Tapi kita harus bersikap peduli amat dengan hal tersebut, seolah kita sadar bahwa semua orang memiliki ruang waktunya masing-masing. Jadi hindari melihat atas bahwa atau kanan kiri dan fokus pada apa yang sedang kita kerjakan dan tujuan apa yang akan kita buat. Entah itu mulia atau tidak, hanya kita yang berhak menentukan.

-Salam Author

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel Evermore by Cecillia Wang

Ada Apa dengan Episode 14 Drama The K2 ?