Senandung Sore



Saat matahari mulai terbenam dengan waktu, seperti biasa aku menunggu angkutan untuk segera pulang dengan cepat. Sebelumnya aku memang tidak pulang sore, hanya saja ada kegiatan ekstrakulikuler ku yang akan mengikuti lomba. Aku mengikuti kegiatan ekstra mading, sejak kelas 8 SMP, eh bukan SMP tapi MTs. 
 Sekarang aku duduk di kelas 10 SMA, berseragam abu-abu putih 
Sebenarnya ini sudah hampir jam 16.00 yang menandakan bahwa tidak akan ada lagi angkutan yang lewat. Tapi entah mengapa hatiku tetap saja menuntun kakiku untuk tetap berjalan menuju tempat dimana  aku menunggu angkutan. Aku menunggu tapi sangat cemas, pikiranku mengajak untuk segera telepon agar aku dijemput, namun hatiku berkata lain, ia tetap saja ingin menunggu dan itu menyita seluruh tubuhku.

Akhirnya aku tetap tidak bisa pindah dari tempat tunggu itu. Bahkan parahnya hatiku terus berdoa agar ada angkutan yang lewat. Lalu senyumku mengembang penuh kebanggaan, saat salah satu angkutan terlihat mendekat dari kejahuan. Aku bersiap-siap untuk segera naik. Seketika berubah raut mukaku, sopir angkutan itu melambai-lambaikan tanganya padaku yang berarti dia tidak lagi menerima penumpang.

Masih dengan kebodohanku yang menuruti setiap isi hati. Duduk sendiri, di pinggir jalan raya dan menunggu harapan sia-sia. Tanpa kusadari di dalam hati aku menyenandungkan sepotong lagu. Tepatnya lagu dari salah satu penyanyi dan artis terkenal di Indonesia, yaitu Bunga Citra Lestari (BCL). Aku lupa dengan judulnya tapi aku ingat liriknya “Kirim aku malaikatmu, biar jadi kawan hidupku dan di dunia ini aku tak mau sendiri.” Tidak hanya sekali aku menyanyikannya, berkali-kali meskipun pikiranku berkata “Apa kau gila Dwi? Bukankah kau seharusnya cemas, dan cepat-cepat telepon untuk dijemput?”

Saat aku sibuk dengan ponselku yang pulsanya menipis, aku menegok untuk memastikan ada angkutan atau tidak. Secara tidak sengaja aku melihat seseorang, sepertinya aku kenal dengan nya dengan aksesorisnya. Ternyata dia itu kamu, kau melihatku sepertinya lebih awal mungkin hanya aku tidak menyadarinya. Dadaku bergetar lebih kencang, darahku mengalir lebih deras hingga tubuhku terasa panas karena energi yang dihasilkan semua organ tubuhku yang bekerja secara cepat mendadak. Sekali lagi, kau membuat ku tersipu bahagia tapi kecewa menyambarku. Kenapa kau tidak pernah berubah juga? Sikapmu yang cuek, entah sok cool atau memang sombong, membuatku semaikn membencimu.

Bingungnya aku, mengapa aku tidak pernah bisa melupakanmu meski kupikir kau tidak mempunyai perasaan yang sama padaku. Apa aku bodoh bahkan sangat bodoh seperti Oh Ha Ni dan kau seperti Baek Seung Jo yang mungkin tidak sama dengan endingnya dalam drama Playful Kiss. Mungkin nanti, Oh Ha Ni (aku) tidak akan pernah kau tarik tanganya atau diam-diam dicintai Baek Seung Jo (kau). Hingga berubah menjadi sad ending.
Apa ini cinta sejati? Tapi sampai sekarang aku belum bias mengakui perasaanku yang rumit ini, bahkan masih tidak percaya adanya cinta yang dapat mengubah kehidupan seseorang 180° dalam waktu yang begitu singkat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel Evermore by Cecillia Wang

Ada Apa dengan Episode 14 Drama The K2 ?