Cinta=Sengsara
Cinta itu menyengsarakan, adalah kesimpulan yang ku dapat dari ibu guruku Fisika. Waktu itu, sebenarnya hanya membicarakan mata pelajaran Fisika seperti biasa, optik, tata surya, hambatan dll. Lama kelamaan pembicaraan tiba-tiba menuju ke pengalaman guruku itu. Pengalaman beliau saat jatuh cinta, beliau tidak setuju dengan istilah pacaran. Soalnya, menurut beliau jodoh nggak akan kemana, asal kita berdoa yang terbaik untuk kita.
Dulu waktu guru Fisika ku itu masih muda, yah… anak kuliahan gitu. Beliau naksir sama seorang cowok. Cowok tersebut sudah bekerja, tepatnya bekerja di laboratorium kampus guruku itu. Padahal dulu menurut beliau, si cowok fisiknya nggak terlalu cakep. Gemuk, putih, pendek, tapi setiap cowok tersebut jalan di belakang atau di depan guruku, lutut guruku selalu bergetar entah seperti mau copot dan deg-deg an yang menjadi-jadi.
Sehari-hari guruku dan si cowok hanya bertatap, bertemu, tanpa sapa atau berkenalan. Setiap si cowok nggak masuk atau nggak kelihatan batang hidungnya sehari saja, guruku mencarinya sampai ke ujung dunia (hehehe, lebay kali ya) bukan tepatnya sampai di ujung kampus. Sebenarnya awal guruku naksir si cowok itu aneh bangeeettt!!! Guruku naksir si cowok bermula saat beliau hanya melihat se-sreeettt-an gitu, alias cuma lihat sekilas tanpa tahu nama, sebelumnya juga nggak pernah ketemu sekalipun.
Waktupun terus berjalan, nggak terasa guruku sudah mau wisuda dan lulus dari kuliahnya. Beliau tau kalau sebenarnya si cowok juga punya perasaan yang sama, tapi ternyata si cowok nggak gentle. Si cowok nggak berani menyatakan cinta. Padahal guruku telah mengorbankan waktu, uang, tenaga, pikiran hanya untuk si cowok. Beliau ingin menyatakan cinta, tapi beliau tau kudrat seorang wanita. Jadi mau gimana lagi, terlanjur sudah mereka hanya bisa memendam rasa mereka masing-masing.
Sekarang guru Fisika ku memang sudah menikah, tapi bukan berarti menikah dengan si cowok tadi. Beliau menikah dengan seorang cowok yang sebelumnya belum pernah dekat sama beliau. Mereka menikah dengan sistem taaruf. Karena menurut beliau gampang saja, dulu suami beliau butuh menikah dan beliau saat itu juga butuh menikah.

Komentar